MD KAHMI KKU Inginkan Bupati Kedepan Yang Memiliki Semangat Membangun Tinggi dan Relasi Luas

Sukadana, khatulistiwatimes.com- Majelis Daerah (MD) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kabupaten Kayong dalam acara buka bersama menyampaikan kriteria yang wajib dimiliki oleh bupati dan wakil bupati kedepannya agar akselarasi pembangunan bisa terwujud di “negeri bertuah” tersebut.

 

Menurut Koordinator Presedium MD KAHMI Riduansyah Kayong Utara saat ini membutuhkan pemimpin yang memiliki semangat membangun yang tinggi dan relasi yang baik di pemerintahan pusat agar akselarasi pembangunan bisa tampak dengan jelas.

 

“Terus terang kalau kita lihat kondisi Kayong saat ini, kita perlu percepatan – percepatan, tidak bisa membangun Kayong Utara dengan cara yang konvensional, karna keterbatasan anggaran, sumber daya manusia dan sebagainya,” kata Riduansyah saat di wawancara awak media dalam kegiatan buka bersama tersebut.

Menurutnya, Bupati Kayong Utara kedepan harus bisa merajut potensi – potensi dari luar dengan berkolaborasi dengan kementerian yang ada untuk membangun Kayong Utara yang saat ini memerlukan anggaran besar dalam membangun infrastruktur dasar.

 

“Kalau hanya mengandalkan PAD tidak akan optimal karen anggaran kita belum sampai Rp.1 triliun. Jadi kita perlu pemimpin yang mampu menjembatani pemerintah daerah dengan pemerintah pusat,” tambahnya.

 

Ditambahkannya, untuk formulasi perhitungan penetapan alokasi Dana Alokasi Umum (DAU) yang digunakan saat ini, tentu akan sulit meningkatkan anggaran untuk di Kayong Utara, sehingga berimplikasi pada sedikitnya pembangunan yang bisa dilaksanakan.

 

“Kalau perhitungan yang ada, seperti jumlah penduduk, tingkat kemiskinan dan luas wilayah, kita tidak bisa meminta penambahan anggaran dengan variabel yang ada saat ini,” sebutnya

 

Untuk itu, saat ini, Kayong Utara tidak hanya bisa mengandalkan APBD untuk membangun, tapi

bisa menggunakan skema lain seperti dana alokasi khusus dan dana dekonstrasi.

 

“Jadi solusinya, yaitu dengan membangun ikhtiar – ikhtiar lain untuk mencari solusi penganggaran yang lain, bukan hanya mengandalkan APBD,”tutupnya. (RZ)

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *